Monday, February 20, 2006

Merokok, Dilema Para Perokok

Rimbabuntu, Saya merokok. Sehari paling tidak 1 bungkus = 12 batang Gudang Garam Filter. Apakah ini kebiasaan? Bukan. Ini namanya kecanduan. Kok bisa?

Sebagian perokok mengatakan, bisa menemukan konsentrasinya sehingga membantu produktifitas kerja. Sebagian yang lain bisa mudah mendapat banyak teman baru dengan menawarkan sebatang rokok. Sebagian besar perokok akan merasa kebingungan jika kehabisan rokok.

Tapi tahukah kamu para non-smoker, bahwa di dalam lubuk hati para smoker -terberat sekalipun- yang paling dalam ada keinginan untuk menjauhi batang racun itu. Ngga bisa dipungkiri.À

Beberapa waktu terakhir bahkan para perokok mulai kehabisan alasan jika ditanya sebab musababnya dia merokok. Alasan meningkatkan produktifitas sudah mulai kadaluarsa seiring bertumpuknya racun di otak yang merusak konsentrasi. Atau mungkin alasan bakal mendapat banyak teman, basi, malah mereka akan pergi menjauhi asap rokok. Apalagi alasan klasik seperti membantu para petani tembakau, mengurangi pengangguran, meningkatkan keamanan, dll.

Sekarang, dalam obrolan-obrolan setelah makan siang atau selepas jam kerja, banyak smokers sudah mengakui bahwa rokok bahaya buat kesehatan, bahaya buat orang sekitar, lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya, bikin kotor, sesak nafas, blaa... blaa... blaa... sambil menghisap rokoknya dalam-dalam. Dasar!!!

ardi_doangÃ

0 Comments:

Post a Comment

<< Home